Senin, 28 Januari 2013

Pendidikan yang Mencerahkan(1)

oleh; Ahmad Rafli Anhar
(Co-Founder and Managing Director of saungelmu)

Pendidikan, selalu menarik untuk diperbincangkan. Apalagi jika bercermin pada potret dunia pendidikan di tanah air saat ini dalam kenyataan. Pendidikan yang seyogyanya menjadi embun penyejuk di pagi hari dengan memberikan kesegaran. Laksana oasis di padang pasir nan gersang yang menghapus kehausan. Namun pada realitanya pendidikan malah bagai kepalsuan yang menghantui dalam segala keadaan.

(sudahkah) Pendidikan yang berkeadilan?

Pendidikan sebagaimana yang telah diamanatkan dalam konstitusi dasar haruslah menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kemakmuran. Bagai sinar mentari yang menerangi kegelapan dalam segala keadaan dan hangat cahayanya pun memberikan pencerahan. Namun ternyata hal itu tidaklah dijumpai dalam kenyataan. Buktinya sebagian besar rakyat negeri ini masih berada dalam bayang-bayang kelamnya kebodohan.

Gambar
(sebagian dari mereka ternyata masih ada yang belum memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan)

Hal tersebut, bukanlah semata karena tak adanya semangat pada diri sebagian besar mereka untuk mengikuti berbagai jenjang pendidikan. Namun lebih karena takutnya mereka pada momok pendidikan yang saat ini terkesan eksklusif dan arogan. Sehingga api semangat mereka padam sebelum perang di medan pertempuran yang bernama pendidikan.

Permasalahan tersebut hanyalah sebagian contoh dari beragam masalah pendidikan yang muncul ke permukaan. Bagaimana citra pendidikan yang eksklusif, mewah, ataupun arogan terbentuk sedemikian rupa dalam benak sebagian besar rakyat atau berbagai kalangan. Yang pada akhirnya menciptakan kesenjangan dalam dunia pendidikan karena adanya suatu bentuk pelapisan.

Apakah ini yang dinamakan pendidikan yang berkeadilan? Jika ternyata memang kerap dijumpai adanya pelapisan bahkan kesenjangan dalam dunia pendidikan di lapangan. Bagi sebagian besar rakyat, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan untuk memperbaiki tingkat kehidupan. Namun nyatanya tak mudah untuk didapatkan, bahkan perlu lebih besar pengorbanan. Sedang bagi sebagian kecil lainnya pendidikan adalah harga diri dan merupakan bagian dari apa yang dinamakan kehormatan. Walau dibutuhkan pula pengorbanan namun tak kan pernah menyulitkan.

Peran dan tanggung jawab semua lapisan

Gambar

(peran aktif masyarakat, pemuda, dan mahasiswa sangat dibutuhkan untuk menciptakan tempat belajar yang mudah diakses oleh siapapun tanpa pembedaan)

Problematika yang melekat dalam dunia pendidikan seperti diatas sesungguhnya bukanlah menjadi tanggung jawab pemerintah semata sebagai pemangku kebijakan. Walau nyatanya amanat konstitusi dasar negara dengan jelas menerangkan mengenai tanggung jawab serta kewenangan yang pemerintah emban. Namun peran serta seluruh masyarakat sebagai warga negara sangatlah dibutuhkan. Mengingat pendidikan, terlepas dari dikotomi diatas, merupakan kebutuhan dasar bagi seluruh rakyat yang tak terbantahkan.

Jika kesadaran akan tanggung jawab ini tumbuh dan berkembang, baik di sisi pemerintah maupun warga masyarakat, tentu muncul harapan akan terciptanya pendidikan yang berkeadilan. Salah satu solusinya yaitu dengan menciptakan akses pendidikan yang mudah bagi siapapun dengan mereduksi kesan mewah yang telah menelurkan pelapisan. Seperti membangun tempat belajar baik secara swadaya ataupun bekerja sama dengan pemangku kebijakan. Hal tersebut dapat dilakukan oleh siapapun juga selama kesadaran akan pentingnya pendidikan selalu bersemayam dalam jiwa, bagai hayat di kandung badan.(fly)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar