Mengapa begini…
Aku seperti suatu anomali,
di antara kerumunan partikel-partikel materi yang memiliki aqli.
Padahal aku pun komponen materi yang serupa dan berhati.
Mengapa harus ku jalani…
Hidup yang fana ini jika sudah tentu mati.
Menelusuri jalan hidup yang penuh caci dengan beragam
dengki.
Hingga harus berlari dan mengisolasi sendiri.
Mengapa tak ada arti…
Setiap tindak-tanduk ku lakoni.
Tak jua tujuan itu menghampiri dan ternikmati.
Apa perjuangan dan pengorbanan ini sebagai eksistensi tanpa
henti…
Hingga nanti berhenti pada titik dimana Cahya Illahi
menerangi.
Lantas mengapa aku menjadi anomali...
Dialektika yang kupelajari tak jua merumuskan sintesa ini.
Justru keabsurdan yang selalu ku temui.
Lagi dan lagi, hingga mungkin akhir hayat ini.
Ya Illahi…
Sebatas ini kemampuanku bereksplorasi.
Terangi kembali logika dan hati ini.
Dengan kasih sejati yang hanya Kau miliki.
Agar jiwa damai dan
wajah berseri atas apa yang Kau anugerahi.
Fly, 9 Juni 2012
Iya bingung...
BalasHapus