Seperti sebuah analogi sederhana pada uraian sebelumnya, Islam bukanlah sebagai suatu nilai semata. Melainkan suatu nilai yang terimplementasikan pada tindakan yang nyata. Tindakan itu berbentuk prilaku hidup keseharian manusia. Tidak hanya dilakukan oleh para penganutnya, tetapi juga oleh mereka yang berada diluarnya. Prilaku keislaman, seperti diuraikan sebelumnya, bukan pula sebagai suatu nilai yang mengangkasa melainkan mendunia. Sehingga tanpa terkecuali dilakukan baik oleh kita maupun mereka.
Berikut berbagai contoh prilaku keislaman yang sederhana dalam hidup keseharian yang nyata
Ada seorang anak yang hendak pergi ke sekolahnya. Kemudian dia memohon restu dengan mencium tangan kedua orang tuanya. Permohonan itu pun dibalas oleh kedua orang tuanya dengan memberkati sebuah doa. Kemudian pergilah dia dari rumah dengan menaiki kendaraan umum menuju sekolahnya.
Selama perjalanan di dalam kendaraan, ternyata dia melihat seorang jompo yang tampak tak kuasa. Entah karena terlalu tuanya atau penyakit yang dideritanya, dia pun merasa tak tega. Apalagi ketika milihat jompo tersebut tak mendapatkan tempat duduk lantaran penumpang yang memadatinya. Dia pun kontan mempersilahkan sang jompo itu untuk menempati kursi yang dudukinya.
Sesampainya di depan gerbang sekolah, dia kembali melihat seorang pengemis tua bertubuh lesuh dengan pakaian kusam yang dikenakannya. Hatinya pun terketuk untuk memberikan pengemis itu sebagian uang sakunya. Setelah memberikan sebagian uang sakunya pada pengemis itu, dia pun melanjutkan perjalanannya. Setibanya di halaman sekolah, dia melihat ada benda kecil tajam yang merintangi jalannya. Lalu dia mengambil benda tersebut dan membuangnya ke tempat yang aman agar terhindar dari para siswa.
Begitu hendak memasuki kelas, dia tak lupa mengucapkan salam seraya merekahkan senyuman kepada temannya. Temannya pun membalas salam dan juga menyapa. Maka terjadilah senda-gurau dan timbullah kehangatan diantara mereka para siswa. Hal itu menggambarkan betapa indahnya keislaman yang ada dalam dunia mereka.***
Betapa indah pesan kedamaian yang terkandung dalam keislaman seorang hamba. Seperti contoh yang diperankan oleh seorang anak diatas baik kepada orang tua maupun sesamanya. Bagaimana sikap dia dalam rutinitas kesehariannya yang ternyata sarat akan makna. Makna akan sebuah kedamaian yang termanifestasikan dalam kehidupan nyata.
Jadi, Islam dan keislaman bukanlah suatu yang mengangkasa. Yang hanya memuat pesan-pesan kedamaian di surga. Sehingga tanpa disadari telah memiliki andil dalam meninabobokan para umatnya. Dengan penanaman paradigma yang menilai kehidupan dunia ini bersifat nisbi dan sementara. Sehingga menafikan sikap berusaha untuk menggapai kebahagiaan di dunia.
Paradigma tersebut yang kemudian membawa umat Islam dalam tidur berkepanjangan tanpa berusaha untuk meraih kebahagiaan di dunia. Dan telah terlena oleh janji-janji surga yang mengobral kemolekan tubuh sang bidadari maupun makanan-minuman yang berlimpah ruah yang bias dinikmati sesukanya. Padahal sejatinya surga tersebut adalah Dia, sang pemilik alam semesta. Tak ada yang lain kecuali Dia.
(sampahfly026/04/04/2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar