Sabtu, 20 Maret 2010

Kedewasaan yang dipaksakan

Melihat fenomena saat ini dimana derasnya arus globalisasi memicu terjadinya transformasi informasi. Transformasi tersebut mengarah juga pada meningkatnya tingkat kebutuhan akan sebuah informasi dan memaksa sebagian dari kita untuk mengikuti. Yaitu bagi tingkat usai anak-anak dan remaja yang juga merupakan sebuah generasi. Pemaksaan itu berupa penjejalan hal-hal baru diluar usia mereka yang dapat dikategorikan sebagai sebuah informasi.

• Musik sebagai salah satu bentuk dari informasi

Musik sebagai media dari seni dapat dikategorikan dalam bentuk dari informasi. Musik yang dahulu lebih diartikan sebagai buah inspirasi, tampaknya saat ini tengah mengalami degradasi. Dan sepertinya juga mengalami suatu proses kemunduran orientasi. Seni yang notabene-nya bertujuan menyampaikan pesan akan suatu keindahan, sekarang berubah menjadi sumber rezeki. Dan menjadi ladang merauk kekayaan pribadi. Hal tersebut dikarenakan musik tengah mengalami industrialisasi. Dan akhirnya kehilangan jati diri dan menafikan aspek keindahan itu sendiri.

• Akibat musik yang teindustrialisasi

Akibatnya adalah musik sekarang hanya memenuhi permintaan pasar dan hasrat konglomerasi. Media seni berupa musik akhirnya kehilangan esensi dan sembarangan dikonsumsi. Apalagi yang kita ketahui bahwa para penikmat musik tanah air sungguh berdimensi. Mulai dari orang tua hingga anak yang terpaksa menikmati musik diluar usianya sendiri.

Dan juga kita ketahui bahwa hasil industri musik untuk tingkat anak sungguh miskin kreasi. Sehingga musik-musik usia dewasa yang secara tidak langsung kini mereka nikmati. Imbasnya adalah musik-musik dewasa yang mengandung unsur “kedewasaan” harus mereka terima mentah tanpa bimbingan seorang ahli. Akhirnya unsur kedewasaan tadi menyatu pada diri mereka dan menjadi prilaku sehari-hari.

• Prilaku memplagiat dalam hidupa sehari-hari

Prilaku memplagiat orang dewasa oleh para anak yang kini menjadi trendi. Mereka tak sungkan “bercinta” dengan lawan jenisnya lantaran memanifestasikan unsur-unsur kedewasaan yang terkandung dalam musik tadi. Apalagi sekarang tengah menjamur berbagai acara yang diperuntukkan kepada mereka namun lebih mengandung unsur kedewasaan daripada nilai seni. Sehingga menambah media bagi mereka untuk berekspresi namun diluar koridor yang “resmi”.

Jadilah mereka para anak-anak bangsa menjadi “korban” dari arus globalisasi. Dan tergeruslah jati dalam diri. Padahal seyogyanya mereka diberikan bimbingan lebih untuk berekspresi. Mengeksplorasi yang ada dalam diri namun dalam disesuaikan dengan kondisi. Sehingga mereka dapat berkembang menjadi manusia dewasa yang tidak kehilangan masa kecilnya kelak nanti. Dan dapat menjadi generasi penerus yang memiliki jati diri kuat untuk membangun negeri.

(sampahfly019/20/03/2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar