Terorisme, sebuah isu yang tengah mengglobal saat ini. Gaungnya terdengar mulai dari “barat” hingga ke ujung “timur”. Dan berakhir sampai di bumi pertiwi, Indonesia. Kita saat ini tengah menjadi pusat perhatian dunia. Bukan sebagai “trend setter” kemajuan teknologi maupun fashion, melainkan sebagai incumbent dalam bidang terorisme.
Indonesia disinyalir sebagai sarang terorisme setelah Afganistan maupun Pakistan. Menarik jika menghubungkannya dengan jumlah penduduk “beragama Islam” terbesar dalam suatu negara di dunia. Hal ini yang kemudian melambungkan nama Indonesia dalam percaturan global, terutama dalam kancah terorisme.
Dengan mayoritas penduduk “beragama Islam” terbesar di dunia, Indonesia menjadi negara yang potensial untuk ditaburi benih-benih terorisme mengatasnamakan agama. Dan nama Islam yang selanjutnya dijadikan kedok oleh para teroris dalam melancarkan aksinya.
Perlu dicatat beberapa hal dalam diskursus mengenai terorisme ini; 1) terorisme sebagai sebuah isu global, 2) Indonesia dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia, 3) terorisme yang mengatasnamakan suatu agama, yaitu Islam, dan 4) citra Indonesia di mata dunia Inernasional.
1) Terorisme sebagai sebuah isu global
Terorisme yang tengah menjamur di berbagai belahan dunia saat ini menjadi isu yang sering diperbincangkan. Mengingat berbagai aksi teror terjadi di mana-mana. Mungkin yang paling fenomenal dalam satu dekade terakhir adalah ketika terjadinya pembajakan pesawat yang kemudian ditabrakkan ke salah satu gedung tertinggi di dunia. Kejadian yang belangsung di Negeri Paman Sam tersebut kemudian dikenal dengan tragedi World Trade Center (WTC). Semenjak itulah kemudian isu mengenai terorisme mendunia. Menjadi suatu perbincangan sekaligus ancaman terhadap kedamaian.
2) Indonesia dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia
Indonesia yang secara geografis terletak sangat strategis, karena diapit oleh dua benua dan dua samudera, sejak dahulu telah menjadi primadona bagi negara-negara imperialis. Selain kestrategisan dalam aspek geografis, Indonesia juga memiliki berbagai potensi didalamnya. Baik berupa sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Maka tak salah jika kemudian Indonesia menjadi “obyek” rebutan dalam bidang imperialis dan ideologis.
Jika melihat sumber daya manusia, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar. Dan berdasarkan pengklasifikasian menurut agama dan keyakinan, jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam terbesar di dunia. Hal ini yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu “negara muslim” besar di dunia. Dan potensial untuk “disusupi” oleh ideologi-ideologi terorisme. Karena yang berkembang saat ini adalah isu terorisme yang dihubungkan dengan dunia Islam.
3) Terorisme yang mengatasnamakan suatu agama, yaitu Islam
Terorisme yang saat ini sering dihubungkan dengan dunia Islam, memang tidak berdiri dengan sendirinya. Mengingat pelaku terror (teroris) banyak yang beragama Islam. Apalagi jika aksi terror itu telah menjadi sebuah pemahaman keagamaan (ideologi agama).
Namun terorisme, sebagai suatu pemahaman keagamaan, masih menjadi sebuah polemik. Disatu sisi, “mereka” diluar Islam menilai pemahaman keagamaan mengenai perjuangan (jihad), sebagai bentuk terror. Karena aplikasi dari pemahaman jihad tersebut tidak mencerminkan nilai perjuangan itu sendiri, melainkan seperti menebarkan ketakutan bagi kalangan mereka. Maka tak salah jika mereka menilainya sebagai bentuk dari terror.
Sedangkan jika meninjau dari sisi dalam (inside), terorisme yang dinisbatkan oleh mereka kepada orang beragama Islam dinilai terlalu berlebihan. Hal tersebut dikarenakan “terorisme” merupakan bentuk dari perjuangan dan bagian dari implementasi jihad. Apalagi jika mengeneralisir terorisme merupakan Islam.
Stereotip mengenai Islam yang identik dengan terorisme memang terlalu berlebihan. Mengingat sebagai sebuah ideologi keagamaan, Islam adalah generalisasi yang membawahi berbagai subideologi keagamaan lainnya. Dan jihad ataupun terorisme yang didakwakan, merupakan bagian dari subideologi tersebut.
Pemahaman terhadap subideologi inilah yang mungkin menyebabkan multiintepretasi yang berimbas pula pada pengaplikasiannya. Sebagai contoh, Jihad sebagai subideologi dari Islam, ada yang memahaminya sebagai perjuangan membela agama dengan jalan ketegasan berupa tindakan “kekerasan”. Tindakan yang menjurus pada “kekerasan” inilah yang dinilai oleh “mereka” orang diluar Islam sebagai bentuk aksi terror (terorisme).
Tetapi tidak demikian halnya dengan pemahaman jihad sebagai bentuk perjuangan ideologis. Dalam pemahaman ini, perjuangan ideologis lebih dikedepankan. Mengingat apa yang terjadi pada abad ini lebih didominasi oleh perang ideologi (ideologies war). Namun disamping kedua pemahaman tersebut, ada pula yang mengkombinasikan antara keduanya. Ideologi sebagai sebuah dasar teori, dan tindakan sebagai sebuah implementasi.
Terlepas dari berbagai pemahaman diatas, terorisme saat ini telah menjadi busana yang dilekatkan pada suatu agama. Dan ini yang menjadikan sebuah agama dipandang negatif, tidak hanya oleh pemeluk agama lainnya tetapi juga oleh pemeluknya sendiri.
4) Citra Indonesia di mata dunia Internasional
Berdasarkan agama dan keyakinan, komposisi penduduk Indonesia didominasi oleh yang beragama Islam. Jumlahnya tidak hanya terbesar dalam skup Indonesia saja, melainkan pula dunia. Hal ini memang membanggakan bagi umat Islam di Indonesia, tetapi tak jarang pula menjadi sebuah boomerang. Karena citra Indonesia di dunia internasional dipertaruhkan.
Hal tersebut dilatari oleh isu terorisme yang diidentikkan dengan dunia Islam. Apalagi para pelakunya banyak yang beragama Islam. Tak ayal imbasnya mendera bangsa Indonesia sebagai salah satu “negara muslim” di dunia. Indonesia saat ini tengah menjadi sorotan dunia internasional. Karena dinilai sebagai sarang dari terorisme.
Bahkan banyak warganegara Indonesia yang menjadi pelaku terror tidak hanya di dalam tetapi juga di luar negeri. Apalagi jika diantaranya tengah menjadi DPO (daftar pencarian orang) dari Interpol. Lengkap sudah citra Indonesia sebagai salah satu sarang terorisme.
Entah dalam hal ini kita harus bangga atau menyesalinya. Terorisme bukanlah nilai yang dibawa oleh Islam. Dan bukan pula merupakan hasil dari kearifan lokal (local genius) bangsa Indonesia. Tetapi terorisme lebih merupakan ideologi perusak tatanan kedamaian dan penebar benih ketakutan.
Semua agama pasti menetujuinya. Apalagi dalam Islam yang mengandung ajaran kedamaian. Islam lebih mengedepankan kemaslahatan bersama. Islam juga tidak memusuhi orang yang tidak memerangi, tidak membunuh anak dan wanita. Islam adalah rahmat bagi alam semesta.
(sampahfly016/16/03/2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar