Rabu, 09 Juni 2010

Apa yang Kau pesankan melalui Gaza?

Gaza..
Kau bukanlah yang pertama.
Bukan pula yang utama.
Namun mengapa menarik perhatian dunia?

Jika berbicara tragedi manusia,
telah dan tengah berlangsung lama.
Bukan saja di sana, di bumi Palestina.
Namun di hampir seluruh belahan bumi lainnya.

Contoh saja pembantaian bayi lelaki di tanah air Cleopatra,
sebelum lahirnya sang juru selamat Musa.
Belum lagi peristiwa genocida,
di tanah Jerman pada masa perang dunia kedua.
Di tambah lagi yang terjadi di nusantara,
pembantaian terhadap simpatisan Partai Komunis Indonesia,
di masa rezim yang berkuasa tahun enam lima.

Jika diamati semua,
peristiwa demi peristiwa tersebut akibat ulah penguasa,
yang ingin mempertahankan status quo dengan menghalalkan berbagai cara.
Seperti halnya Lenin yang berkata;
“Tragedi kemanusiaan hanyalah soal statistika”

Jika masalah Palestina berkaitan dengan sentimen ras bangsa.
Apa dapat di percaya begitu saja?
Karena penduduk di sana berasal dari keturunan yang sama.
Yaitu keturunan Bapak semua bangsa,
Abraham dalam bahasa Ibrani, atau Ibrahim dalam lafaz kita.

Bahkan jika meruntut dari sejarah bermula.
Tanah itu telah diwariskan pada keturunannya.
Namun akibat tak kuasanya mereka menjaga,
tanah itu pun berpindah dari tangan ke tangan yang menjajahnya.
Dari penguasaan Babilonia hingga Persia.
Dan akhirnya sebagian dari mereka berdiaspora,
ke penjuru dunia hingga ke Eropa.
Ini mengawali babakan baru dalam sejarah mereka.

Namun apakah tanah yang telah ditinggal pergi oleh mereka,
dapat diminta paksa kembali atas dasar hibah Balfour dari Britania?
Mengingat sejak ditinggal pergi oleh mereka,
tanah itu telah didiami oleh suatu bangsa.
Bangsa Palestina yang berasal dari sebuah pulau di utara.
Dan sebagian dari mereka yang tak berdiaspora melakukan difusi budaya.
Maka tak relevan atas dasar ras bangsa,
mereka menjajah sesama saudara.

Jika tragedi Gaza terkait dengan konflik agama.
Apakah agama mengajarkan permusuhan terhadap yang beda?
Tentu tidak demikian pemahaman keagamaan yang idealnya.
Karena pada dasarnya agama mengajarkan nilai-nilai moral dan etika.
Bahkan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Apalagi yang kerap dibicarakan Agama Samawi yang tiga.
Yahudi, Kristen, dan Islam yang menganut Tuhan yang sama.
Tentu ketiganya mempunyai dasar ajaran yang seiya sekata.
Namun mengapa dalam tataran furu’ terjadi saling takfir diantaranya.
Bahkan di kalangan ortodoksi dalam ketiganya,
darah umat yang berbeda, halal adanya

Apakah pertumpahan darah yang diingini Tuhan dari ketiga hamba?
Bukankah dengan ini Tuhan mengajak berkontemplasi kepada kita?
Agar pemahaman keagamaan menjadi kaffah dan sempurna,
dengan tak hanya berkutat pada tataran pahala dan dosa,
halal dan haram, kufur dan syuhada.
Karena sesungguhnya otoritas terhadap manusia,
adalah kehendak mutlak-Nya.

(sampahfly038/09/06/2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar