Jumat, 09 April 2010

Kasus pajak yang digelapkan; momentum untuk menjernihkan kembali nama baik orang-perorang maupun golongan

Jika kemarin drama century telah berakhir walau masih menyisakan banyak pertanyaan. Namun tak mengurangi semangat dalam menegakkan hukum di seluruh lapisan. Baik dari tingkat aparat pemerintahan hingga aparat ketertiban lingkungan. Hal itulah yang menandakan adanya kepedulian di seluruh kalangan dalam pemberantasan mafia peradilan maupun pelaku pelanggaran.

Setelah kasus century kemarin yang telah menyeret keterlibatan beberapa nama orang- perorang maupun golongan. Pada kasus pajak yang digelapkan inipun masih menyeret berbagai nama, yang justru masih menjabat dalam pemerintahan. Namun sepertinya kasus ini seakan telah dikondisikan. Lantaran nama yang terlibat, merupakan “pemain” lama dalam kasus sebelumnya yang sangat menarik perhatian.

Kasus ini memang tak kalah dibandingkan sebelumnya, bahkan dapat dinilai sepadan. Dan sampai menyita waktu masyarakat untuk meyaksikan. Karena dinilai menarik, lantaran berbagai nama yang ditengarai bertanggung jawab pada kasus sebelumnya, kembali ikut memeriahkan. Jadi seperti pendangan diatas bahwa pengangkatan kasus ini ke permukaan, mengandung unsur “pesan” dan “titipan”. Misalnya dimanfaatkan dalam rangka mengklarifikasi, atau mengalihkan, atau juga menuntaskan dendam yang hendak dibalaskan.

Pesan dalam rangka klarifikasi nama orang-perorang atau golongan yang telah disudutkan

Jika pada kasus sebelumnya, beberapa nama telah terlanjur disebutkan. Apalagi jika diduga sebagai pihak yang memiliki keterlibatan. Secara otomatis telah mencoreng nama baiknya diberbagai kalangan. Dan akan menjatuhkan kredibilitas ataupun citranya yang selama ini telah diperjuangkan. Sehingga menjadikannya sebagai pihak yang disudutkan.

Karena alasan tersebut, maka digelontorkanlah kasus ini sebagai pembandingan. Dalam rangka menjernihkan kembali namanya yang telah didakwakan. Dengan begitu diharapkan akan timbulnya antitesis, dari tesis awal “dugaan keterlibatan” menjadi seorang pahlawan. Mana untuk itulah kasus ini diangkat dengan tujuan menarik perhatian dan menormalisasikan keadaan. Sehingga pandangan-pandangan yang tadinya seakan menyudutkan, diputarbalikkan agar menjadi sebuah dukungan.

Mengalihkan kasus sebelumnya dari perhatian

Kasus yang sedang menjadi fokus utama diberbagai media belakangan ini, tampaknya tak sekedar kasus biasa yang begitu saja mencuat ke permukaan. Apalagi sampai menjadi kasus utama yang selalu menjadi perbincangan. Tampaknya seperti sebuah skenerio yang sedang dimainkan. Karena munculnya kasus ini seakan telah menjadi bagian dari sebuah rangkaian. Yang dimulai dengan mencuatnya kasus “cicak melawan buaya”, terus meletusnya skandal century hingga ramainya berita dalam pemberantasan mafia peradilan.

Oleh sebab itu, kasus ini diduga merupakan suatu tindakan dalam rangka pengalihan. Yaitu mengalihkan perhatian masyarakat maupun aparat pada kasus sebelumnya yang sudah lebih dahulu berjalan. Sehingga penanganan kasus sebelumnya menjadi lamban. Yang terbukti dengan barjalanya proses hukum yang lamban. Sehingga membuat garah berbagai kalangan. Terutama bagi mereka para anggota dewan. Mereka bahkan berencana untuk menggunakan hak konstitusionalnya dalam rangka tindakan percepatan.

Menuntaskan dendam yang ingin dibalaskan

Jika kecurigaan atau kemungkinan diatas merupakan sebuah fakta, dalam rangka klarifikasi ataupun sebagai bentuk pengalihan. Maka motif dari tindakan tersebut bisa disebabkan oleh adanya kekecewaan. Kecewa terhadap orang atau golongan yang telah menguakkan aibnya kepada orang kebanyakan.

Atau motif lainnya memang berdasar pada pengungkapan suatu kebenaran. Yang berakibat timbulnya kekecewaan dalam diri orang yang melakukan kesalahan. Tidak hanya karena skandalnya yang dibongkar kepada khalayak ramai, namun bisa karena merasa dirinya dijerumuskan. Dan tidak tanggung pula penjerumusan terhadap dirinya hingga ke ruang tahanan.

Akibat dari sikap kecewanya tersebut, maka diambillah suatu tindakan sebagai bentuk pembalasan. Seperti halnya dengan menggulirkan suatu kasus ini sebagai tandingan. Tak lain untuk menyerang mereka yang dianggap sebagai “lawan”. Seperti yang tengah kita saksikan, dimana seseorang yang didalam kasus sebelumnya berperan sebagai seorang “pesakitan”. Namun dalam kasus ini bak seorang pahlawan.***


Nah, beginilah kondisi negeri kita sekarang, dimana para elit pemerintahan saling mengkambinghitamkan. Entah siapa diantara para aktor tersebut yang berkata sesuai keadaan. Karena mereka semua berdalih berkata jujur tidak dilebihkan. Apalagi saling mengklaim dalam menegakkan kebenaran. Namun hal itu tampak begitu sulit untuk dibuktikan. Dan tinggallah kita masyarakat awam yang dibingungkan. Karena mengalami kebimbangan dalam menggantungkan harapan. Agar kehidupan menjadi lebih baik di masa depan. Mengingat kesejahteraan kita saat ini yang belum mengalami peningkatan.

(sampahfly029/08/04/2010)

1 komentar:

  1. kenapa ga menyebut inisial ato mengibaratkan sebagai cypa gitu ,,
    (plesetan -red-)

    BalasHapus