Dua hari mendatang kita akan memperingati hari lahirnya seorang panutan, ushwatun hasanah, the founding father, Muhammad saw. Beliau tidak hanya diutus ke dunia untuk umat muslim saja melainkan juga kepada yang lainnya; Walam arsalnaka illa rohmatan lil alamin. Beliau berperan dalam membangun tonggak humanisme universal. Karena tak membedakan antara satu dengan lainnya. Baginya manusia semua sama di hadapan Tuhan, yang membedakannya hanyalah iman.
Terlihat diatas bagaimana Muhammad bin Abdullah begitu menghargai derajat manusia. Walau dalam sirah nabawiyah, beliau sering mengalami cercaan maupun penganiayaan dari manusia lainnya. Tetapi tak membuat hatinya gentar sedikitpun untuk menegakkan panji-panji kedamaain. Sebagaimana terminologi as-salam yang mengandung pengertian kedamaian dan keselamatan bagi kita semua.
Sebagai seorang messenger, yang membawa pesan dari Pemilik Kedamaian di alam semesta ini, beliau selalu memberi contoh yang baik. Beliau tidak pernah menyakiti, tak pernah pula menghardik, apalagi memusuhi orang lain. Kecuali jika orang lain memusuhi terlebih dahulu. Namun itu pula tidak semata-mata bentuk dari balas dendam. Melainkan pengajaran kepada jalan yang lurus.
Tak ada habisnya jika membicarakan kebaikan beliau. Karena sepanjang hidupnya senantiasa bertindak mulia. Bahkan Tuhan sendiripun telah “menjaga” dan men”garansi”kan hidupnya di dunia. Namun garansi Tuhan kepadanya, tak lantas membuat beliau lupa daratan. Beliau tetap memberikan contoh kerendahhatian kepada umatnya. Agar menjadi sebuah keteladanan.
Keteladanan sikap beliau ini yang harusnya selalu dikenang dan diimplementasikan pada masa ini. Bagaimanapun juga kehidupan saat ini, tak pernah terlepas dari andil orang sebelum kita. “Jas Merah; jangan sekali-kali lupakan sejarah”, begitu kata Soekarno. Maka tidak ada salahnya jika kita menghargai jasa beliau, yang telah mensyiarkan kedamaian, dengan memperingati hari kelahirannya esok, 12 Rabiulawal.
St. Valentine vs Muhammad bin Abdullah
Permasalahannya adalah, jika kaum muda kemarin sibuk menyiapkan peringatan serta perayaan hari kelahiran St. Valentine, mengapa saat ini tak dirasa suasananya. Padahal Muhammad bin Abdullah pada masa hidupnya justru menyebarkan “kasih sayang” kepada semesta alam. Melintasi perbedaan keyakinan, melewati batas kebudayaan, demi menabuhkan nilai-nilai kedamaian di muka bumi.
Ada apa dengan kaum muda muslim saat ini? Mereka sepertinya lebih mengutamakan westernisasi dengan membudidayakan peringatan hari kasih sayang versi St. Valentine. Padahal hari kasih sayang, yang diperingati tanggal 14 Februari, merupakan produk barat yang memiliki tujuan untuk menyebarkan unsur kebudayaan mereka. Dengan begitu mereka dapat mempengaruhi dan memanipulasi unsur kebudayaan kita. Sehingga sedikit-demi sedikit kebudayaan yang kita miliki akan terkikis. Imbasnya adalah kaum muda muslim saat ini terlihat enggan untuk memperingati hari kelahiran pemimpinnya.
Pengikisan kebudayaan islam, tidak hanya terjadi karena factor eksternal saja. Tetapi juga dari factor internal. Salah satunya adalah pendapat yang mengatakan bahwa peringatan maulid nabi merupakan suatu bid’ah (sesuatu yang diada-adakan). Dengan argumentasi; karena nabi tidak pernah melakukan ataupun mencontohkannya. Dan setiap hal di luar sunahnya dikatagorikan sebagai bid’ah.
Padahal dalam konteks ini hal tersebut kurang tepat. Pertama, yang dinamakan bid’ah adalah sesuatu yang diada-adakan dan atau dilebih-lebihkan yang dapat merusak nilai keislaman. Kedua, jika hari kelahiran nabi tidak diperingati, maka suatu saat akan kaum muda tak akan menganggapnya sebagai hari yang bersejarah. Terbukti saat ini mereka acuh tak acuh dengan masalah ini.
Disinilah kita harus kembali menyatukan persepsi bahwa peringatan maulid merupakan perigatan yang penting. Karena dalam peringatan tersebut banyak mengandung pesan kemaslahatan. Dan yang terpenting adalah dengan kita memperingati hari maulid esok, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan, serta menjunjung rasul-Nya dengan kecintaan.
(sampahfly007/24/02/2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar