Beberapa waktu belakangan ini, sering kita mendengar diberbagai media massa yang memberitakan mengenai "kejahatan" jejaring sosial facebook. Namun hal tersebut tampaknya tidak mengurangi minat para facebookers untuk tetap eksis berada di dunia maya. Walau terkadang keeksisan tersebut cenderung berlebihan, seperti iklan sebuah produk; "mau eksis, jangan lebay plis!!" menjadikan media pertemanan tersebut sebagai tempat berkeluh kesah, curhat, jual-beli, serta transaksi lainnya.
Hal itulah yang memberikan peluang "usaha" lain bagi para penggunanya, apalagi yang tak bertanggung jawab. Seperti membawa lari anak gadis , menjajakan keelokkan tubuh, menjajakan "barang ilegal" dan lainnya. Tindakan-tindakan yang melanggar hukum tersebut memang seyogyanya memperoleh ganjaran dari aparatur pemerintah. Namun desas-desus yang beredar mengenai kontroversi penggunaan facebook ini, harus pula disikapi dengan bijak.
Karena media massa sedang maraknya memberitakan tentang bentuk penyalahgunaan facebook belakangan hari ini, para orang tua seperti kebakaran jenggot karena paniknya. Diperparah oleh pemberitaan yang "mendeskreditkan" facebook itu sendiri. Padahal suatu bentuk teknologi informasi itu bersifat netral, bagai pisau yang bermata dua, jika digunakan dalam kerangka positif tentu akan memberikan berbagai manfaat, namun jika digunakan secara negatif akan berdampak mudharat.
Kekhawatiran orang tua khususnya ini cukup beralasan. Karena banyak yang menjadi korban "penculikan" dalam facebook adalah remaja yang sedang mencari jati dirinya. Sehingga media pertemanan ini sangat proporsional bagi mereka. Nah, disinilah titik krusial permasalahan tersebut. Dari satu sisi, orang tua yang memiliki putra berusia remaja khawatir anaknya akan menjadi korban dikarenakan pemberitaan yang "menyeramkan". Namun dari sisi yang lainnya, seorang anak seperti sedang berada dalam dunia barunya. Memiliki banyak teman, serta dapat mengekspresikan dirinya. Terlebih mungkin hal tersebut tak diperolehnya di lingkungan rumah.
Inilah yang menjadi benang merah dalam kasus yang ramai diperbincangkan belakangan hari ini. Dari pertemanan di dunia maya sampai penculikan didunia nyata. Hal ini tidak dapat kita lihat dari satu perspektif saja. Tidak mungkin juga kita menghalangi perkembangan teknologi serta penggunaannya. Kita hanya dapat berupaya seoptimal mungkin bagaimana memposisikan teknologi, khususnya teknologi informasi tersebut secara proporsional sesuai kebutuhan.
(sampahfly001/19/02/2010)
Hal itulah yang memberikan peluang "usaha" lain bagi para penggunanya, apalagi yang tak bertanggung jawab. Seperti membawa lari anak gadis , menjajakan keelokkan tubuh, menjajakan "barang ilegal" dan lainnya. Tindakan-tindakan yang melanggar hukum tersebut memang seyogyanya memperoleh ganjaran dari aparatur pemerintah. Namun desas-desus yang beredar mengenai kontroversi penggunaan facebook ini, harus pula disikapi dengan bijak.
Karena media massa sedang maraknya memberitakan tentang bentuk penyalahgunaan facebook belakangan hari ini, para orang tua seperti kebakaran jenggot karena paniknya. Diperparah oleh pemberitaan yang "mendeskreditkan" facebook itu sendiri. Padahal suatu bentuk teknologi informasi itu bersifat netral, bagai pisau yang bermata dua, jika digunakan dalam kerangka positif tentu akan memberikan berbagai manfaat, namun jika digunakan secara negatif akan berdampak mudharat.
Kekhawatiran orang tua khususnya ini cukup beralasan. Karena banyak yang menjadi korban "penculikan" dalam facebook adalah remaja yang sedang mencari jati dirinya. Sehingga media pertemanan ini sangat proporsional bagi mereka. Nah, disinilah titik krusial permasalahan tersebut. Dari satu sisi, orang tua yang memiliki putra berusia remaja khawatir anaknya akan menjadi korban dikarenakan pemberitaan yang "menyeramkan". Namun dari sisi yang lainnya, seorang anak seperti sedang berada dalam dunia barunya. Memiliki banyak teman, serta dapat mengekspresikan dirinya. Terlebih mungkin hal tersebut tak diperolehnya di lingkungan rumah.
Inilah yang menjadi benang merah dalam kasus yang ramai diperbincangkan belakangan hari ini. Dari pertemanan di dunia maya sampai penculikan didunia nyata. Hal ini tidak dapat kita lihat dari satu perspektif saja. Tidak mungkin juga kita menghalangi perkembangan teknologi serta penggunaannya. Kita hanya dapat berupaya seoptimal mungkin bagaimana memposisikan teknologi, khususnya teknologi informasi tersebut secara proporsional sesuai kebutuhan.
(sampahfly001/19/02/2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar