Kamis, 06 Mei 2010

Film Miyabi: Antara kontroversi, sensasi, komersialisasi, pornografi sampai edukasi

Maria Ozawa, nama yang begitu mendunia di kalangan para pecinta film dewasa, baik di dalam maupun luar negeri. Saking mendunianya nama tersebut, hingga banyak produser di dunia tertarik untuk merekrutnya sebagai bintang dalam filmnya dan mengikutsertakannya selama proses produksi. Hal tersebut tidak hanya berlaku bagi produser film luar negeri, tetapi juga bagi “rumah produksi” domestik pun tak terkecuali.

Seperti polemik yang terjadi beberapa waktu lalu terhadap sebuah film bergenre komedi. Walau genre film yang rencananya akan diproduksi kala itu dikategorikan komedi, namun ternyata tak lepas dari kontroversi. Lantaran judul film tersebut mencatut nama Miyabi. Seperti yang diketahui pada umumnya, Miyabi adalah nama panggung dari Maria Ozawa yang kerap menimbulkan sensasi.

Sensasi yang dimiliki Maria Ozawa menjadi kekuatan komersil dalam film “Menculik Miyabi”. Hal itu yang dilirik jeli dan dimanfaatkan oleh sang produser film ini. Mengetahui filmnya akan menuai kontroversi di tanah air, namun tak mengurungkan niatnya untuk memproduksi. Justru sebaliknya, kontroversi yang dicari. Terbukti primeire film “Menculik Miyabi” ditayangkan perdana hari ini.

Kontroversi dan sensasi yang dimiliki film ini tak terlepas dari sosok pemeran utama Maria Ozawa alias Miyabi. Walau citranya sebagai bintang film dewasa, ternyata dia “layak” dan mampu bermain dalam film yang dikategorikan untuk remaja ini. Terbukti dengan pernyataan lulus sensornya film ini oleh institusi yang memiliki kompetensi. Hal itu juga membantahkan stigma pornografi yang kerap dikaitkan kepada Miyabi.

Stigma pornografi terhadap Miyabi yang sesungguhnya telah menciptakan kontroversi tadi. Memang tak terbantahkan bahwa dia seorang bintang film dewasa, namun hal itu seyogyanya dipandang dari sudut pandang profesi. Dia berperan demikian lantaran tuntutan peran yang diembankan padanya, dan bukan semata karena nafsu birahi. Justru kita sebagai penikmat film-filmnya yang harus berintrospeksi diri. Karena terkadang kita hanyut dalam menonton filmnya lantas terbawa emosi. Sehingga menanamkan “ide porno” terhadapnya dalam memori.

Demikianlah penyebab terjadinya kontroversi terhadap film “Menculik Miyabi”. Banyak dari kita yang hanya melihatnya dari satu sisi. Padahal jika kita mau melihatnya dari beragam sisi, tentu tidak hanya ditemukan pornografi. Melainkan hal lain yang berbeda dan mungkin justru mengandung nilai edukasi. Karena sebuah kontroversi terjadi tidak hanya karena “patron” yang kita miliki, melainkan juga unsur edukasi yang kita punyai.

(sampahfly034/02/05/2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar